Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu pergerakan magma dari dalam litosfera yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong yang dinamakan dapur magma (Batholit). Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat bervariasi. Ada dapur magma yang letaknya sangat dalam dan ada pula yang dekat dengan permukaan bumi.
Gejala Vulkanisme
Gejala Pra Vulkanik/Gunung Api yang akan meletus
a. Tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu
b. Binatang Banyak bermigrasi/turun gunung
c. Peningkatan suhu panas di daerah sekitar gunung berapi
d. Sering mengeluarkan suara gemuruh
e. Sering mengalami getaran-getaran gempa di daerah sekitar gunung api
f. Banyak sumber mata air yang mengering
Gejala Pasca Vulkanik/Gejala gunung api setelah meletus
1. Terdapatnya sumber mata air panas/Geyser
2. Terdapat sumber air mineral atau Makdani
3. Adanya sumber gas atau ekshalasi
4. Adanya belerang
Gerakan Magma
Ada dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan vulkanisme,yaitu intrusi dan ekstrusi magma.
Intrusi Magma
a) Intrusi Magma
Intrusi magma yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfera, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut:
a) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma.
b) Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai lensa cembung.
c) Sills adalah sisipan magma yang membeku pada dua lapisan litosfer berbentuk tipis dan lebar.
d) Diatrema adalah batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer.
e) Apovisa adalah batuan intrusif yang merupakan cabang dari gang
2) Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma terjadi bila magma keluar ke permukaan Bumi akibat tekanan dari dalam Bumi. Aktivitas ini bisa menimbulkan letusan (erupsi) pada gunung api. Dilihat dari bentuk lubang keluarnya magma, terdapat tiga macam erupsi sebagai berikut.
a) Erupsi Linier atau Erupsi Melalui Retakan
Magma dari dapur magma mengalir menyusup keluar melalui retakan memanjang pada kulit Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk deretan gunung api.
b) Erupsi Areal
Magma yang keluar dan meleleh pada permukaan Bumi dapat terjadi karena letak dapur magma yang sangat dekat dengan permukaan Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk kawah gunung api yang sangat luas.
c) Erupsi Sentral
Erupsi sentral atau biasa kita kenal sebagai letusan gunung api terjadi karena keluarnya magma melalui sebuah lubang di permukaan Bumi hingga terbentuk gunung yang letaknya terpisah dengan gunung-gunung lainnya. Proses erupsi sentral dapat membentuk tiga macam bentuk gunung api, yaitu:
(1) Gunung Api Perisai (Tameng)
Gunung api ini terbentuk karena sifat magma yang keluar sangat encer dengan tekanan yang rendah, hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbentuk menjadi sangat landai. Di Indonesia hampir tidak ada gunung yang berbentuk perisai, sehingga magma mudah mengalir ke segala arah. Sebagian besar gunung ini ada di Hawaii
(2) Gunung Api Maar
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis letusan yang terjadi adalah jenis eksplosif sehingga membentuk lubang besar pada bagian puncak (kawah). Letusan gunung api seperti ini terjadi karena ukuran dapur magma kecil dan letaknya dangkal, sehingga letusan hanya terjadi satu kali kemudian mati. Contoh Danau Klakah di Lamongan dan Danau Eifel di Prancis.
(3) Gunung Api Strato
Gunung api ini terbentuk akibat terjadinya erupsi eksplosif dan erupsi efusif berselang-seling. Sebagian besar gunung api di alam ini merupakan gunung api strato. Contoh: Gunung api Merapi, Merbabu, Semeru, dan Kelud di Indonesia, Gunung Fuji di Jepang, Gunung Vesuvius di Italia, serta Gunung Santo Helens dan Rainier di Amerika Serikat.
Berdasarkan kekuatan letusan dan kandungan material yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Erupsi Eksplosif
Erupsi eksplosif adalah erupsi atau letusan yang menyebabkan ledakan besar akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair. Akibat erupsi eksplosif terbentuk bentukan permukaan Bumi berupa danau kawah besar (eksplosif).
Contoh Danau Batur di Bali.
b) Erupsi Efusif
Erupsi efusif adalah erupsi atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan, karena tekanan gas kurang kuat. Pada proses ini material yang dikeluarkan adalah material cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. Contoh Gunung Maona Loa di Hawaii.
Material Gunung Api
Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam. Ada yang berupa padat, cair, dan gas. Masing-masing zat tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis material. Jenis material yang dikeluarkan gunung api adalah:
a) Material Padat atau Efflata
Material padat (efflata) terdiri atas:
(1) Bom (batu-batu besar).
(3) Lapili, berupa kerikil.
(4) Pasir
(5) Debu / Abu Vulkan
(6) Batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
(2) Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.
b) Material Cair
Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
(1) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.
(2) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang mengalir.
(3) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.c) Material Gas atau Ekshalasi
Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
(1) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
(2) Fumarol, berbentuk uap air (H2O).
(3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.
Komentar
Posting Komentar